Berita Ekonomi Global Berita Ekonomi Global | Perkembangan Perbankan SyariahEkonomi Global: Dominasi Big Five Mulai Tergeser

Tuesday 5 October 2010

Dominasi Big Five Mulai Tergeser


JAKARTA - Pemerintah secara perlahan menggeser ketergantungan tujuan ekspor Indonesia yang semula didominasi lima negara (big five) ke sejumlah negara di kawasan lain seperti Eropa dan Amerika Timur.

Direktur Perdagangan, Investasi, dan Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Adhi Putra menuturkan, hingga akhir 2004 pangsa tujuan ekspor Indonesia masih didominasi ke negara-negara yang masuk dalam big five yaitu Jepang, Amerika Serikat (AS), China, Singapura, dan India. Persentasenya, sekitar 53 persen dari total ekspor Indonesia.

”Lima tahun lalu memang kondisinya kita sangat tergantung big five. Tapi secara perlahan kita mulai melepaskan ketergantungan itu,” ujar Adhi di Jakarta kemarin.

Saat ini negara tujuan ekspor barang-barang Indonesia mulai tergeser dan terdiversifikasi. Dominasi big five yang semula 53 persen dari total ekspor kini hanya sekitar 47 persen.Sementara permintaan dan pengiriman barang ke pangsa pasar negara kawasan Eropa dan Amerika Timur justru lebih mendominasi.

”Untuk ke Eropa dan Amerika Timur sekarang sudah 53 persen. Kondisi ini kebalikan dari kondisi lima tahun lalu,”katanya.

Dia memaparkan,berdasarkan capaian realisasi ekspor periode Januari-Agustus 2010, pangsa Jepang terhadap ekspor saat ini masih yang tertinggi yakni 12,72 persen terhadap keseluruhan ekspor, disusul ekspor ke AS yang mencapai 10,61 persen.

China menjadi negara ketiga terbesar dalam hal pangsa ekspor yakni sebesar 10,05 persen, disusul Singapura dan India yang masing-masing memberikan kontribusi 7,6 persen dan enam persen terhadap keseluruhan ekspor Indonesia.

”Permintaan atau demand barang-barang kita ke lima negara itu memang masih cukup besar walaupun secara perlahan mulai berkurang,”imbuh Adhi.

Dia menuturkan, strategi menggeser dominasi big five sebagai negara tujuan ekspor merupakan langkah untuk mengamankan kinerja ekspor.Ancaman krisis ekonomi global yang masih membayangi negara-negara Amerika dan Eropa,juga menjadi salah satu pertimbangan.Menurut dia, upaya menggeser dominasi lima negara tersebut memang tidak mudah.

Salah satu langkah yang diambil pemerintah,melirik negaranegara berkembang di kawasan Afrika sebagai basis negara tujuan ekspor selanjutnya. Relokasi pabrik dari Jepang,China,dan Korea yang masuk ke Indonesia semakin menambah kepercayaan diri pemerintah untuk meningkatkan kinerja ekspor.

"Kita bisa jadi basis produksi, pelan-pelan itu sudah dilakukan. Relokasi industri akan kita manfaatkan untuk merebut pasar perdagangan internasional,” tandasnya.

Sementara itu,Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa menilai, bergesernya dominasi tujuan ekspor Indonesia tidak lepas dari dampak krisis ekonomi global pada 2008. Pemerintah mulai melirik membuka pasar tujuan ekspor yang lebih luas dan minim risiko dari imbas krisis ekonomi global.

”Sehingga pemerintah mulai melakukan diversifikasi atau membuka peluang pasar yang baru untuk barang ekspor kita,”ujar Erwin.

Erwin mengungkapkan, memang diperlukan strategi untuk membuka pasar ekspor yang baru agar tidak terlalu bergantung pada lima negara yang selama ini mendominasi. ”Bidikannya yang menurut saya sangat potensial adalah di wilayah Asia,”katanya. Wilayah Asia kini menjadi magnet perekonomian dunia.

Pertumbuhan ekonomi di Asia membuka peluang bagi negara-negara kawasan Asia untuk melakukan ekspansi barang ekspor dengan volume besar ke negara kawasan lain atau di dalam kawasan Asia. Terlepas dari itu, anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN) ini berharap ke depan ekspor barang dari Indonesia tidak hanya didominasi barang mentah atau sumber daya alam.

”Selain melirik pasar yang baru, kita juga perlu melakukan pembenahan agar barang ekspor kita didominasi sektor manufacturing,” tandasnya.
sumber: Okezone.com

No comments:

Post a Comment